APIKKALTIM.COM – Ujian akhir semester (Uas) sekolah di jenjang SD dan SMP memakai skema tatap muka.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Saparudin mengatakan langkah ini sekaligus sebagai simulasi. Menyambut pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Juli mendatang.
Meski demikian, tiap sekolah wajib memperhatikan protokol kesehatan (prokes). Supaya dapat menekan penyebaran virus korona di Kota Taman. Terkhusus bagi pelajar, guru, maupun orangtua. Menurutnya masing-masing rombongan belajar (rombel) hanya dijatah beberapa hari dalam sepekan. Mata uji yang digelar tatap muka pun merupakan pelajaran yang jadi penentu kenaikan tingkat bagi siswa.
“Sekaligus kami uji coba sekolah terapkan tatap muka sesuai standar prokes,” ujar Saparudin
Nantinya hasil simulasi ini akan menjadi bahan evaluasi Disdikbud. Sebelum memulai PTM terbatas. Bentuknya dengan memantau adakah yang terpapar pada pihak terlibat dalam ujian akhir semester ini.
Sementara Kepala SDN 001 Bontang Utara Yani Astutik mengatakan satu ruang ujian diisi maksimal 15 siswa. Satu hari siswa akan menempuh ujian di kelas selama dua jam. Mencakup dua mata uji per harinya.
“Terkait bagaimana mengaturnya Disdikbud mempercayakan kepada kami yang ada di sekolah,” ujar Yani, Senin (14/6/2021).
Proses ujian ini sudah berlangsung sejak Senin (14/6). Ada enam mata uji yang diselenggarakan secara luring. Meliputi IPA, matematika, Bahasa Indonesia, SPDB, IPS, dan PKN. Sementara Agama, PJOK, dan Bahasa Inggris diujikan dalam skema daring.
“Jadi tiap hari ada dua mapel yang ditempuh siswa. Dalam dua jam itu,” urainya. Disinggung mengenai prokes, sekolah telah melakukan sesuai prosedur. Siswa dipastikan tidak membuka masker saat berada di sekolah. Termasuk melarang orangtua membekali makanan atau uang saku. Memastikan anak sudah sarapan dari rumah. Sehingga berpotensi untuk membuka masker di area sekolah. (adv/ltf)