
BONTANG – Luas lahan pemakaman yang ada di Kota Bontang hanya menyisakan 16 persen. Data terkait bersumber dari Pemerintah Kota Bontang. Sehingga menjadi perhatian DPRD Bontang untuk menyikapi kapasitas lahan yang belum proporsional.
Dalam Rapat Dengar Pendapat ini Ketua Komisi III Amir Tosina dihadiri oleh anggota Komisi III DPRD lainnya Abdul Malik, Faisal, Astuti, Abdul Samad dan Agus Suhadi, bersama Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertahanan (Disperkimtan), Kecamatan Utara, Kelurahan Gunung Elai, dan juga warga setempat di Ruang Rapat lantai II Kantor Sekretariat DPRD Bontang, Jalan Moeh Roem, Selasa (10/11/2020).
Pandangan Ketua Komisi III Amir Tosina berdasarkan data yang disampaikan oleh Disperkimtan Bontang bahwa kebutuhan lahan pemakaman di Bontang itu seluas 100 Ha namun kini hanya ada 16 Ha saja. Untuk itu, pihaknya mendorong agar Pemkot dapat menyediakan lahan tambahan Tempat Pemakaman Umum (TPU).
“Kebutuhan pemakaman saat ini apa yang disampaikan Pak Maksi sudah kritis lahan,” Politisi Dapil Bontang Selatan itu.
Dengan adanya pengajuan warga setempat yang ingin menjual kepemilikan lahan seluas sekitar 7 hektar di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Gunung Elai yang berada di belakang SMKN 1 Bontang itu, dirinya menganggap sangat baik, terlebih didukung oleh akses infrastruktur dua alternatif jalan menuju area tersebut, posisi strategis pun dekat kota, serta legalitas tanah yang berdasar hukum berupa surat Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
“Lahan itu saya rasa sudah tepat diadakan dan dianggarkan di tahun 2021,” ucapnya.
Dengan demikian, pihakya akan tetap melakukan peninjaun lokasi untuk mengetahui tekstur lahan hingga keabsahan surat tanah tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan kedepannya. “Sekitar senin kami akan kunjungi,” terang Ketua Kerukunan Keluarga Mamuju (K2M) Bontang itu.
Sementara itu, Anggota DPRD Bontang Abdul Malik mengatakan, saat ini juga kebutuhan lahan pemakaman juga dibutuhkan di Kecamatan Bontang Barat. Mengingat kini belum memiliki Pemakaman Muslim. Saat ini warga muslim di kawasan tersebut lebih banyak dimakamkan di daerah tetangga Kilometer 7 yang secara administrasi masuk di wilayah Kutai Timur.
“Tapi ada kabar baik bahwa ada yang mau mewakafkan tanahnya sekitar 10 Ha,” sebut politisi PKS itu.
Laporan : Wawan | Editor : Agus